TEMPO.CO, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk. menyatakan takkan terlalu agresif menambah ruas tol baru pada tahun ini. Sebaliknya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor konstruksi ini akan lebih berfokus untuk menyelesaikan proyek pembangunan jalan tol yang belum rampung.
Corporate Finance Group Head Jasa Marga Eka Setya Adrianto menyatakan, penambahan ruas tol baru akan bergantung pada proses lelang oleh pemerintah. “Masih belum ada rencana, tender saja belum.Tentunya, Jasa Marga akan menambah panjang jalan, namun dengan te tap menjaga kinerja keuangan perusahaan tetap solid,” kata kepada Bisnis.com, akhir pekan lalu.
Eka mengemukakan nilai investasi untuk penyelesaian ruas-ruas itu akan bergantung pada waktu penyelesaian proyek. Jika semua proyek selesai tepat waktu, nilai kebutuhan investasinya mencapai sekitar Rp 20 triliun.
Tahun ini Jasa Marga akan lebih berfokus pada penyelesaian sejumlah ruas yang dimiliki. Dari 20 ruas yang dimiliki, terdapat lima ruas tol yang belum rampung, yakni ruas Cengkareng-Kunciran, Cinere-Serpong, Manado-Bitung, Probolinggo-Banyuwangi, dan Jakarta-Cikampek Selatan.
Ruas tol Probolinggo-Banyuwangi saat ini masih dalam tahap pembebasan lahan. Adapun, dalam pengerjaan ruas Jakarta-Cikampek Selatan, satu dari tiga seksi yang ada dalam ruas itu sudah memulai fase konstruksi.
Untuk memenuhi kebutuhan investasi ini, perseroan sudah mengantongi pinjaman dari bank melalui setiap anak usaha terkait. Total fasilitas pinjaman tersebut telah memenuhi sekitar 70 persen dari investasi yang dibutuhkan.
Meski begitu, penggalangan dana pada tahun ini tidak hanya ditujukan untuk penyelesaian ruas yang sudah dimiliki. Dana segar juga akan digunakan dalam menunjang kebutuhan investasi lainnya, sesuai dengan kebutuhan perseroan.